Tweet |
Saya sebut lebih besar karena saya bukan ulama, bukan sastrawan, bukan budayawan dan juga bukan politisi. Saya tetap tinggal diam dalam konstruksi ini dengan sebuah jendela terbuka. Satu harapan saya, setidaknya renovasi itu membuat saya nyaman dengan negosiasi agar saya tak mati.
Ternyata banyak yang saya benci karena penanguhan sebuah konstruksi, dan diantara mereka ada yang tak suka dengan diri saya yang merasa tak nyaman berada di sini, mungkin mereka mengalienasi saya dan ada pula yang membiarkan saya berekspresi serta tetap membiarkan saya mengintip dari balik jendela dengan pemahaman saya, ataukah sebagian dari mereka itu memang sepaham dengan saya, ah… pertanyaan itu hanya untuk menghibur diri saya sendiri agar saya tetap kuat berada di balik jendela saya.
Apakah saya aneh, atau justru merekalah yang benar, mungkin kita memang melihat dari jendela yang berbeda, atau saya melihat mereka dari dalam jendela, dan mereka melihat saya dari luar jendela. Itulah jendela saya dan jendela mereka. Andai saja kita berada dalam satu jendela dan mengajukan pertanyaan atas penyataan dengan pandangan yang sama, mungkin sebagaian orang akan memahami saya. Dan saya akan mampu memahami sebagian dari mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar