Ketika Saya Overload
Hanya sekedar muntahan mesin... mungkin sekilas autobiografi, namun terlalu muluk, karena autobiografi dilegalkan bagi yang telah berhasil dalam pencapaian publik.. tapi, setidaknya untuk menghargai sejarah hidup ini,,, dan terangkum dalam Amartaniesme... check my vomit!!!Inilah upaya saya untuk memuntahkan semua yang menggelitik di otak, agar tidak overload dan mengkerak di alam bawah sadar saya sehingga mengganggu saya dengan mimpi-mimpi aneh yang tunggang langgang menjajaki malam-malam saya.
SELAMAT DATANG
untuk menikmati muntahan saya...
Dia mengatakan bahwa saya ini kacau, tanpa identitas agama.. Dia mengatakan bahwa saya ini krisis Ketuhanan... Maaf, saya mencintai Tuhan... Kau tak mengerti itu meski saya jelaskan dengan panjang lebar.. saya mencintai Tuhan, mencintai alam, mencintai orang tua dan mencintai calon anak saya kelak... Kau tak mengerti itu... Biarlah hubungan saya dengan Tuhan hanya antara saya dengan Tuhan saya, mutlak bukan urusan mu.. Tuhan saya mengerti itu dan otak mu tak memahami itu...Maaf, jangan kau hakimi aku dengan pemahaman Ketuhanan berdasarkan otakmu.. silahkan bercermin terlebih dahulu apa yang sudah kau berikan pada Tuhan mu...
Aku lahir waktu
itu sendiri, semenjak aku belum mengerti apa-apa, Ibu dan Bapak saja yag
menemani, membantu belajar bicara, membantu pertama kali kakiku bias melangkah,
hingga membantu bermain, dan membantu mencarikan serta menjagaku dengan teman
sebaya untuk aku belajar bersosialisasi.
Jika aku anak
pertama, orangtuaku menganggap aku sendiri lalu mereka menghadirkan saudara
untuk menemaniku di rumah.
Dan aku beranjak
besar, di sekolah, di lingkungan tetangga, di sanggar, di tempat belajar agama.
Aku kenal orang-orang baru yang menjadi teman bagiku. Aku dan temanku belajar
berpikir bersama, belajar saling memahami satu sama lain. Ada diantara mereka
yang mengaku sahabat.
Lalu aku semakin
beranjak dewasa dengan tanda kelamin ini telah memperkerjakan hormon-hormonnya.
Aku mendapat teman baru yang mampu menemani hormonku dengan impuls yang
mengirim kelaminku menjadi berdenyut dan merangsang adrenalin serta
mengeluarkan hormon dophamin dari otakku. Dan dia mengaku sebagai pacar, mengaku mencintai, dan
memberi harapan untuk menemani sampai mati. Teman yang seperti ini muncul dan
hilang.
Bercinta adalah kata konotatif
dari kegiatan kelamin yang bertemu dan saling menikmati tubuh sampai mendapat
kepuasan satu sama lain, kata lainnya adalah bersetubuh.
Bercinta berarti mempersatukan
tubuh dengan cinta, meemberi cinta yang ada dalam hati dan menerima cinta
dengan hati.
Cinta sejati itu cinta yang tak
akan pernah mati.. ada 4 cinta sejati bagi saya.
Buat saya cinta sejati itu adalah
cinta kepada Tuhan, karena saya bersetubuh dengan Tuhan, bercinta dengan Tuhan,
dalam tubuh saya tersimpan unsur-unsur ke-Tuhanan, unsur-unsur yang senyawanya
tidak dapat didefinisikan dan dipecah menjadi ion negatif, positif atau netral.
Unsur gaib, yang hanya bisa dirasa
namun tak dapat dicitra dengan panca indra. Unsur ini tak dapat pula dipecah
menjadi oposisi biner. Unsur yang bersifat monolitik bersifat ke-Tuhanan. Yakni
pikiran, perasaan, ingatan, kesadaran serta jiwa yang menjadi pusat dari segala
apapun yang ada di dalam diri saya. Inilah bukti bahwa saya bersetubuh dengan
Tuhan, saya mencintai Tuhan, karena Dia menyatu mengalir dalam diri saya
selamanya.
Langganan:
Postingan (Atom)