Ketika Saya Overload

Hanya sekedar muntahan mesin... mungkin sekilas autobiografi, namun terlalu muluk, karena autobiografi dilegalkan bagi yang telah berhasil dalam pencapaian publik.. tapi, setidaknya untuk menghargai sejarah hidup ini,,, dan terangkum dalam Amartaniesme... check my vomit!!!Inilah upaya saya untuk memuntahkan semua yang menggelitik di otak, agar tidak overload dan mengkerak di alam bawah sadar saya sehingga mengganggu saya dengan mimpi-mimpi aneh yang tunggang langgang menjajaki malam-malam saya.

SELAMAT DATANG

untuk menikmati muntahan saya...
Senin, 19 Agustus 2013

TEMAN


Aku lahir waktu itu sendiri, semenjak aku belum mengerti apa-apa, Ibu dan Bapak saja yag menemani, membantu belajar bicara, membantu pertama kali kakiku bias melangkah, hingga membantu bermain, dan membantu mencarikan serta menjagaku dengan teman sebaya untuk aku belajar bersosialisasi.
Jika aku anak pertama, orangtuaku menganggap aku sendiri lalu mereka menghadirkan saudara untuk menemaniku di rumah.
Dan aku beranjak besar, di sekolah, di lingkungan tetangga, di sanggar, di tempat belajar agama. Aku kenal orang-orang baru yang menjadi teman bagiku. Aku dan temanku belajar berpikir bersama, belajar saling memahami satu sama lain. Ada diantara mereka yang mengaku sahabat.
Lalu aku semakin beranjak dewasa dengan tanda kelamin ini telah memperkerjakan hormon-hormonnya. Aku mendapat teman baru yang mampu menemani hormonku dengan impuls yang mengirim kelaminku menjadi berdenyut dan merangsang adrenalin serta mengeluarkan hormon dophamin dari otakku. Dan dia mengaku  sebagai pacar, mengaku mencintai, dan memberi harapan untuk menemani sampai mati. Teman yang seperti ini muncul dan hilang.
Dari berbagai temanku itu ada yang baik ada pula yang tidak baik, bagiku teman baik itu adalah teman yang memberi kebaikannya tanpa tendensi apapun. Teman yang baik kadang jauh lebih baik, jauh lebih kenal dan jauh lebih peduli dari saudara atau pacar kita.
Ternyata teman yang baik itu tidak meminta imbalan apapun dari diri kita meskipun ia telah memberi sesuatu yang paling berharga kepada kita.
Teman yang baik itu Tuhan,
Teman yang baik itu alam semesta,
Ibu dan Bapak,
Teman yang baik itu mereka yang mengaku teman,
Aku mencintai mereka melebihi pacar, tapi teman baik di atas hanya akan tersisa Tuhan dan alam semesta saat kita semakin dewasa kelak, dan kita harus mencari teman yang bersedia menemani kita sampai diujung waktu dewasa telah habis dan memberi semua kebutuhan tanpa meminta imbalan apapun, mereka adalah yang akan mengaku sebagai suami atau istri.
Tapi teman yang seperti ini juga tak bias selmanya akan menemani kita jika waktu dewanya habis terlebih dulu dari pada kita. Sehingga kita harus menghadirkan teman baru, mereka adalah anak. Jika tubuh ini nantinya berkerut tak berdaya, tapi jiwa masih menyatu dengan tubuh. Tak aka nada orangtua, tak ada teman, tak ada suami atau istri. Hanya Tuhan, alam semesta dan anak yang akan menemani kita.


Amartanie Oktaviana
Jakarta, 18 Agustus 2013 
21.25 WIB

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Wah ini yang mengiatkan aq pada teman dan rasa cinta yang belum terungkap hingga dan aku terus mencari dimana dia yang ku anggap teman serta cinta dikala aku mulai bisa merasakan cinta antara llawan jenes semoga kelak aq bisa bertemu dia walau sesaat

Unknown mengatakan...

Sebenarnya kita lahir tidak sendiri ana kalo menurut orang jawa

Posting Komentar

 
;